Di sebuah desa yang tenang, hiduplah seorang remaja bernama Sandi. Ia adalah siswa SMP di Al Mabruroh dan dikenal sebagai anak yang ceria dan suka membantu teman-temannya. Salah satu sahabat terdekatnya adalah Dika, yang selalu bersamanya dalam segala hal. Mereka berdua memiliki banyak kenangan indah, mulai dari belajar bersama hingga bermain di lapangan.
Suatu hari, Dika tiba-tiba tidak masuk sekolah. Hari pertama tidak ada kabar, lalu hari kedua, dan seterusnya. Sandi mulai merasa khawatir. “Ada apa dengan Dika?” pikirnya. Ia pun mencoba menghubungi Dika lewat telepon, tetapi tidak ada jawaban.
Setelah beberapa hari, Sandi memutuskan untuk mengunjungi rumah Dika. Ketika sampai di sana, ia melihat ibunya yang terlihat sedih. “Ibu, di mana Dika?” tanya Sandi dengan penuh harap.
Ibunya menghela napas. “Dika sedang sakit, Nak. Dia harus istirahat di rumah dan tidak bisa ke sekolah untuk sementara waktu.”
Sandi merasa sangat prihatin. “Bolehkah saya menjenguknya?” tanyanya. Ibunya mengangguk dan mempersilakan Sandi masuk.
Saat Sandi masuk ke kamar Dika, ia melihat sahabatnya terbaring lemah di tempat tidur. “Dika!” seru Sandi. Dika membuka matanya dan tersenyum lemah. “Sandi, terima kasih sudah datang.”
Sandi duduk di samping Dika dan menceritakan semua yang terjadi di sekolah. Ia mengatakan betapa semua teman merindukannya, terutama saat mereka bermain sepak bola. Dika hanya bisa tersenyum mendengar cerita-cerita itu.
“Maafkan aku, Sandi. Aku tidak bisa bermain bersamamu,” kata Dika dengan suara pelan. Sandi menggenggam tangan Dika. “Tidak apa-apa, yang penting kau cepat sembuh. Kita akan bermain lagi bersama.”
Hari-hari berlalu, dan Sandi rutin mengunjungi Dika. Ia membawa buku-buku dan cerita-cerita menarik untuk dibacakan. Setiap kali mereka berbicara, Dika merasa lebih bersemangat. Sandi selalu percaya bahwa Dika akan sembuh dan kembali ke sekolah.
Suatu sore, saat Sandi mengunjungi Dika, ia melihat Dika terlihat lebih baik. “Sandi, aku merasa lebih baik hari ini!” seru Dika. “Aku tidak sabar untuk kembali ke sekolah dan bermain sepak bola.”
Sandi tersenyum lebar. “Kita akan merayakan kepulanganmu dengan pertandingan besar di lapangan!” Dika tertawa dan merasa bahagia mendengar rencana itu.
Setelah beberapa minggu, Dika akhirnya bisa kembali ke sekolah. Semua teman-temannya menyambutnya dengan gembira. Sandi merasa sangat senang melihat Dika kembali. “Selamat datang kembali, Dika!” teriak teman-teman mereka.
Dika merasa terharu. “Terima kasih, teman-teman. Aku sangat merindukan kalian semua.”
Setelah berhari-hari tidak bermain, mereka mengadakan pertandingan sepak bola di lapangan. Dika dan Sandi bermain bersama, dan Dika bahkan mencetak gol pertamanya setelah sembuh. Suasana penuh keceriaan dan tawa, membuat Dika merasa bahwa semua perjuangan dan kesedihan itu terbayar.
Malamnya, saat pulang, Dika berkata kepada Sandi, “Aku sangat beruntung memiliki teman sepertimu. Terima kasih sudah selalu ada untukku.”
Sandi menjawab, “Persahabatan kita adalah kekuatan. Kita harus selalu mendukung satu sama lain, apapun yang terjadi.”
Dari pengalaman itu, Sandi dan Dika belajar bahwa dalam hidup, ada kalanya kita menghadapi kesulitan, tetapi dengan dukungan dari teman, kita bisa melewati semuanya. Mereka berjanji untuk selalu menjaga persahabatan mereka, apapun yang terjadi. Kisah teman yang hilang itu mengajarkan mereka arti sejati dari persahabatan dan saling mendukung.
