Ketika Bulan Tersenyum

Di sebuah desa yang dikelilingi pepohonan rindang, hiduplah seorang remaja bernama Nia. Ia adalah siswa SMP di Al Mabruroh yang dikenal cerdas dan penuh semangat. Nia memiliki satu kebiasaan unik: setiap malam, ia selalu duduk di halaman rumahnya untuk melihat bulan. Baginya, bulan adalah teman yang selalu setia, memberi ketenangan dan inspirasi.

Suatu malam, saat Nia duduk di luar, ia melihat bulan purnama bersinar terang di langit. Bulan tampak begitu indah, seolah tersenyum padanya. “Hai, Bulan! Apa kabar?” Nia berbicara seolah bulan bisa mendengarnya. Ia sering berbagi cerita kepada bulan tentang harinya di sekolah, teman-temannya, dan impiannya untuk menjadi seorang astronom.

Ketika Nia merenungkan mimpinya, ia teringat bahwa besok adalah ujian penting di sekolah. Ia merasa cemas dan takut tidak bisa meraih hasil yang baik. Melihat bulan yang bersinar cerah, Nia berdoa, “Ya Allah, semoga aku diberi kemudahan dalam ujian besok.”

Tiba-tiba, saat ia menatap bulan, seolah ada cahaya lembut yang menyelimuti dirinya. Nia merasa tenang dan percaya diri. “Aku harus berusaha sebaik mungkin. Bulan ini sudah memberikan semangat,” pikirnya.

Keesokan harinya, Nia pergi ke sekolah dengan penuh semangat. Ia belajar dengan giat dan berbagi pengetahuan dengan teman-temannya. Ketika ujian dimulai, Nia merasa lebih tenang. Ia mengingat semua pelajaran yang telah dipelajarinya dan berusaha menjawab setiap soal dengan baik.

Setelah ujian selesai, Nia merasa lega. Ia pulang ke rumah dengan senyuman di wajahnya. Malamnya, ia kembali duduk di halaman, menatap bulan yang kembali bersinar cerah. “Bulan, aku sudah berusaha. Semoga hasilnya baik,” ucapnya.

Beberapa hari kemudian, hasil ujian diumumkan. Nia berdebar-debar saat melihat papan pengumuman. Ketika namanya disebut sebagai salah satu siswa dengan nilai tertinggi, ia hampir tidak percaya. Air mata bahagia mengalir di pipinya. “Terima kasih, Ya Allah! Terima kasih, Bulan!” serunya dalam hati.

Nia pulang dengan perasaan penuh syukur. Ia merasa bahwa bulan yang tersenyum bukan hanya sekadar cahaya di malam hari, tetapi juga simbol dari harapan dan semangat yang selalu ada dalam dirinya. Ia berjanji untuk terus berusaha dan tidak pernah takut pada tantangan.

Sejak saat itu, Nia tidak hanya menatap bulan sebagai teman, tetapi juga sebagai sumber inspirasi. Ia belajar bahwa setiap mimpi membutuhkan usaha, dan dengan keyakinan serta doa, semua bisa terwujud. Ketika bulan tersenyum, itu adalah tanda bahwa harapan dan impian selalu bersinar, bahkan dalam kegelapan sekalipun.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Chatting di WA Operator
Tuliskan Nama dan Kelas kamu?
Kami senang dapat melayani, Apa yang dapat kami bantu??