Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang remaja bernama Fira. Ia adalah siswa SMP di Al Mabruroh, dikenal sebagai anak yang ceria namun sering merasa kurang percaya diri. Fira memiliki mimpi untuk menjadi seorang penulis, tetapi ia selalu merasa tidak mampu mengekspresikan pikirannya dengan baik.
Suatu hari, sekolah mengadakan lomba menulis cerita pendek. Fira merasa sangat ingin ikut, tetapi keraguan selalu menghampirinya. “Bagaimana jika tulisanku tidak bagus? Apa orang lain akan menyukainya?” pikirnya. Ia merasa bingung dan tidak yakin dengan kemampuannya.
Ketika Fira pulang dari sekolah, ia melihat ibunya sedang duduk di teras, membaca buku. “Ibu, aku ingin ikut lomba menulis, tapi aku merasa tidak bisa,” ucap Fira dengan suara pelan. Ibunya menatapnya dan tersenyum. “Fira, setiap orang memiliki kekuatan dari dalam diri. Cobalah untuk menulis dengan hati, dan jangan takut untuk berbagi cerita.”
Mendengar kata-kata ibunya, Fira merasa sedikit lebih tenang. Ia mengambil kertas dan pena, kemudian duduk di meja belajarnya. Dengan penuh semangat, Fira mulai menulis. Ia memutuskan untuk menulis tentang pengalaman pribadinya, tentang perjuangannya dan bagaimana ia belajar untuk percaya pada dirinya sendiri.
Hari-hari berlalu, dan Fira terus menulis. Ia mengekspresikan setiap perasaannya, setiap harapan dan impian dalam tulisannya. Setiap kali ia merasa ragu, ia teringat akan kata-kata ibunya. “Kekuatan ada di dalam dirimu, Fira. Percayalah pada dirimu sendiri.”
Akhirnya, tenggat waktu lomba semakin dekat. Fira merasa gugup, tetapi ia tetap menyelesaikan ceritanya. Dengan rasa percaya diri yang baru, ia mengumpulkan karyanya ke panitia lomba. Setelah mengumpulkan, Fira merasa lega. Ia tahu bahwa ia telah melakukan yang terbaik.
Beberapa hari setelah pengumpulan, panitia mengumumkan pemenang lomba. Dengan jantung berdebar, Fira mendengarkan pengumuman tersebut. “Juara pertama lomba menulis cerita pendek diraih oleh… Fira!” Suara juri menggema di aula.
Fira terkejut dan tidak percaya. Ia melompat kegirangan dan berlari ke panggung. Dengan air mata bahagia, ia menerima penghargaan. “Terima kasih, semua! Ini adalah hasil dari usaha dan kepercayaan pada diri sendiri,” ucapnya di depan teman-teman dan guru-guru.
Setelah acara selesai, teman-temannya mengelilinginya dan memberikan selamat. “Kamu hebat, Fira! Ceritamu sangat menginspirasi!” ucap salah satu temannya. Fira merasa bangga dan bahagia. Ia menyadari bahwa kekuatan dari dalam diri bukan hanya tentang kemampuan, tetapi juga tentang keberanian untuk mencoba dan berbagi cerita.
Sejak saat itu, Fira semakin percaya diri untuk menulis. Ia terus berkarya dan membagikan cerita-ceritanya kepada teman-teman. Ia juga mulai mengajak teman-temannya untuk menulis dan berbagi, menciptakan komunitas penulis di sekolah.
Kisah Fira mengajarkan bahwa setiap orang memiliki kekuatan dalam diri mereka sendiri. Ketika kita percaya pada diri kita dan berani untuk mengejar impian, kita bisa mencapai lebih dari yang kita bayangkan. Fira pun bertekad untuk tidak hanya menjadi penulis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain, seperti ibunya yang selalu mendukungnya.
